Selamat datang di Gubuk Mayaku semoga apa yang tergores disini bisa memberikan percikan-percikan cahaya dihati terutama buat diriku sendiri

Label

Jumat, 26 Februari 2010

Peringatan Maulid Nabi Muhammad sebagai Reload Hati & Prilaku untuk menjadi lebih baik

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti Hari Lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri.. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.

Dilihat dari sudut pandang syarak ada dua pendapat yang bertentangan dalam menangani masalah peringatan maulid Nabi.

Pendapat pertama, yang menentang, mengatakan bahwa maulid Nabi merupakan bid ‘ah mazmumah menyesatkan. Pendapat pertama membangun argumentasinya melalui pendekatan normatif tekstual. Perayaan maulid Nabi SAW itu tidak ditemukan baik secara tersurat maupun secara tersirat dalam Al Quran dan juga Hadist. Syekh Tajudiin Al Iskandari, ulama besar berhaluan Malikiyah yang mewakili pendapat pertama, menyatakan maulid Nabi adalah bid ‘ah mazmumah, menyesatkan. Penolakan ini ditulisnya dalam Kitab Murid Al Kalam Ala’ Amal Al Maulid

Pendapat kedua, yang telah menerima dan mendukung tersebut, beralasan bahwa maulid Nabi adalah bid ‘ah mahmudah inovasi yang baik, dan tidak bertentangan dengan syariat. Pendapat kedua diwakili oleh Ibnu Hajar Al Atsqolani dan As Suyuti. Keduanya mengatakan bahwa status hukum maulid Nabi adalah bid’ah mahmudah. Yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, tetapi keberadaannya tidak bertentang dengan ajaran Islam. Bagi As-Suyuti, keabsahan maulid Nabi Muhammad SAW bisa dianalogikan dengan diamnya Rasulullah ketika mendapatkan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Assyura sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas keselamatan Nabi Musa dari kejaran Firaun maulid Nabi, menurut As-Suyuti, adalah ungkapan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW ke muka bumi. Penuturan ini dapat dilihat dalam Kitab Al Nikmah Al Kubra Ala Al Alam fi Maulid Sayyid Wuld Adam.

Terlepas dari perbedaan di atas semuanya wajib kita syukuri dan kita hargai,bukankah perbedaan itu Rahmat ?.mungkin dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad bisa menambah kecintaan kita kepada beliau..

Allah menyatakan satu cinta kepada Muhammad kekasihNya,maka Ia membalas dengan seribu cinta.Tidak sebagaimana Allah memerintahkan ummat manusia untuk melakukan upacara-upacara pengabdian kpd-Nya sebagai pembelajaran rasa syukur,misalnya sholat atau pergi Haji. Maka dlm hal pernyataan dan prilaku cinta kpd Rosulullah Muhammad SAW.Allah mempeloporinya,Allah memulai dgn diri-Nya sendiri terlebih dahulu untuk memberi tauladan cinta kepada hamba-hamba Nya.

Maulid Nabi Muhammad kali ini mungkin kita bisa membaca sekaligus mempelajari sejarah dan tauladan-tauladan beliau kepada kita yg bisa kita baca di sirah-sirah Nabi. Membicarakan manuisa termulia ciptaanNya tidak ada kata lain yg bisa mnegambarkan beliau selain dengan kata kasih saying,ya semua prilaku beliau adalah cinta,beliau selalu menyayangi semua mahkluk-makhlukNya,terlepas mahkluk tersebuat mencintai maupun membenci beliau.

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah tiada lain untuk merahmati semesta alam (Q.S. 21 : 107).Maka tentulah bukan kebetulan bila ternyata Nabi Muhammad dan agama yg dibawahnya merupakan rahmat,merupakan kasih sayang bagi semesta alam.Dalam kehidupan beliau sehari-hari kasih sayang bisa dengan mudah kita temui baik pribadi beliau sebagai bapak dan suami dalam lingkungan keluarga,sebagai sudara,teman,guru maupun sebagai pemimpin di kalangan umat.

Sebagai pemimpin yang besar Nabi Muhammad SAW sangat di taati karena kasih sayang beliau terhadap sesama bukan ditaati karena ditakuti dan dengan kebencian atau keterpaksaan.

Nabi Muhammad SAW adalah bentuk kongkret dari islam itu sendiri karena sebenarnya islam itu adalah bentuk kasih sayang Allah,jadi tidaklah berlebihan jika istri beliau Aisya r.a ketika ditanya tentang Rasulullah SAW hanya merngatakan “ Kaana khuluqul Qur’an” yang artinya Perilaku beliau adalah al quran.

Beberapa cerita tentang wujud kasih sayang beliau…Nabi sangat tidak tahan sekali melihat penderitaan umatnya, Nabi yang sudah dua hari tidak makan ketika mendapatkan makanan lebih mendahulukan sahabatnya yang senasib, Nabi menangis ketika seorang bocah meninggal.Nabi menjenguk dan menganjurkan menjenguk dan mendoakan orang yang sakit.Nabi juga melayat dan menganjurkan melayat.bahkan pernah ada riwayat yang menceritakan Nabi melayat seorang pecinta burung yang burungnya mati dan mendoakan agar segera mendapat ganti.Dan Nabi pernah bersabda yang sangat luar biasa : “Barang siapa meninggal dan meninggalkan warisan,maka ahli warisnyalah yang berhak atas warisan itu,namun bila meninggalkan utang,akulah yang menanggungnya.”

Ada sebuah riwayat tentang seorang budak bernama Zahir.suatu ketika zahir sedang berada dalam sebuah pasar di Madinah,ketika tiba-tiba seseorang memeluknya kuat-kuat dari belakang tentu saja zahir terkejut dan berusaha melepaskanb diri,akan tetapi orang yang memeluknya tidak melepaskannya justru berteriak : “Siapa mau membeli budak saya ini ?” begitu mendengar suaranya, Zahir pun sadar siapa orang yang mengejutkanya itu. Ia pun malah merapatkan punggungnya ke dada orang yang memeluknya, sebelum kemudian mencium tanganya. Lalu katanya riang “ Lihatlah, ya Rasulullah, ternyata saya tidak laku dijual.”.“Tidak zahir,di sisi Allah hargamu sangat tinggi,” sahut lelaki yang memeluknya dan “menawarkan” dirinya seolah budaj itu yang ternyata tidak lain adalah Rasulullah, Muhammad SAW.

Zahir Ibn Haram dari suku Asyja’,adalah satu diantara sekian banyak orang dusun yang sering dating berkunjung ke madinah,sowan mengahadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tentang Zahir ini, Rasulullah Saw pernah bersabda di hadapan sahabat-sahabatnya, “ Zahir adalah orang dusun kita dan kita adalah orang-orang kota dia.”
Karqaa’, perempuan berkulit hitam itu entah dari mana asalanya.orang hanya tahu bahwa ia adalah seorang perempuan tua yang keseharianya menyapu masjid dan membuang sampah,tak banyak orang yang memperhatikan exsistensinya krn profesinya yang terbilang rendah.Sampai suatu hari ketika Nabi tiba-tiba bertanya kepada para sahabatnya. “Aku kok sudah lama tidak melihat Kharaqaa’, kemana gerangan perempuan itu ?

“Seperti kaget beberapa sahabat menjawab : “Loh, Kharaqaa’ sudah sebulan yang lalu meninggal ya Rasulullah”,bol;eh jadi para sahabat mengangap kematian Kharaqaa adalah hal biasa/tdk begitu penting sehingga tdk perlu memberitahu Nabi.tetapi Rasulullah dengan nada menyesal bersabda “Mengapa kalian tidak memberitahuku ?,tunjukkan aku dimana dia dikuburkan ?”.setelah menunjukkan kepada Nabi makam Kharaqaa’ Nabi pun bersembayang di atas makamnya, mendoakan perempuan tukang sapu itu,

Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin Agung,memimpin dengan kasih sayang nya,kita akan sulit membayangkan ada seorang pemimpin sekarang yang bercanda dengan di pasar dengan seorang rakyatnya dan begitu juga perhatiannya yang begitu besar terhadap seorang tukang sapu seperti kisah diatas (berdasarkan kitab hadis dan kitab biografi para sahabat,Asal al Ghaabah nya Ibn Al Atsier).
Itulah Nabi kita Sang Pemimpin Agung dengan jiwa kasih sayangnya yang tiada tandingan.urusan-urusan besar tidak mampu membuat kehilangan perhatian terhadap rakyatnya bahkan kepada yang paling gembel sekalipun.

Nabi tak tahan melihat penderitaan umatnya,baik di dunia maupun akherat. Maka tak hentinya-hentinya Nabi menolong dan menyuruh umatnya menolong mereka-mereka yang memerlukan pertolongan, menyantuni, dan menyuruh menyantuni fakir miskin,anak yatim, janda dan kaum dhuafa’. Nabi juga tak henti-hentinya berbuat Makruf dengan cara-cara yang makruf juga tentunya..

Mari kita gunakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kita kali untuk kembali mereload otak dan perilaku terutama hati kita dengan tauladan-tauladan yang telah Nabi contohkan dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan salamNya kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,kepada para keluarga juga sahabat-sahabatnya dan kepada kita semua sebagai umat beliau . Amin

12 Rabiul Awal 1431 H
(diambil dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar