Selamat datang di Gubuk Mayaku semoga apa yang tergores disini bisa memberikan percikan-percikan cahaya dihati terutama buat diriku sendiri

Label

Rabu, 21 April 2010

Obrolan di Warung Kopi....(Dilema Doa Seorang Dokter)

Malam semakin larut,dinginnya malam yang habis disirami hujan tak membuat langkahku surut tuk menuju Giras (sebuatan untuk warung kopi),seperti biasa aku pesan secangkir kopi dan segelas teh hangat “ Din kopi karo teh anget siji”....udin nama si penjaga Giras “ oh ya mas sebentar “.sambil menunggu kopi dibuat aku mengeluarkan sebatang rokok kemudian kunyalakan kuhisap dalam-dalam lalu kuhembuskan pelan-pelan dari hidung dan mulut nikmat sekali,disaat enak-enaknya menikmati sebatang rokok tiba-tiba ada suara seorang kakek tua mengagetkan keasyikanku “ maaf nak boleh pinjam koreknya “ sambil sedikit terkejut aku bilang “ oh monggo pak “ si kakek tua tadi langsung duduk disebelahku sambil menyalakan rokoknya kemudian dia juga memesan secangkir kopi “mas kopi pahit ya satu”....

Malam semakin dingin,semakin asyik buat menikmati kopi dan merenung atau tepatnya melamun.hehe.si kakek tadi membuyarkan lamunanku tiba-tiba dia bertanya “ wah nak ikut paham hukum rokok makruh ya ?” kaget juga aku dengan pertanyaan ini,gumanku dalam hati wah kok awal pembukaan ngobrol pertanyaanya masalah rokok,sepontan saja aku jawab “iya pak” (sambil cengar cengir).”lah bapak sendiri juga gitu toh ?”....si kakek tadi tertawa kecil..hehehe.”iya nak,lah iya kok smpe hukum rokok macam-macam ya ?”,kembali lagi aku jawab sekenanya “ya namanya manusia pak mreka boleh-boleh saja berijtihad tentang rokok,hasilnya pun juga bermacam2 ya monggo aja pengin ikut yg mana sah-sah aja” si kakek tadi langsung nyahut ya bener juga nak setahu saya dalam bahasa arab kata rokok itu tidak ada “...Glodak !.tambah kaget aku dibuat sama si kakek ini ternyata juga pandai bahasa arab jangan-jangan pemahamannya tentang islam ilmunya jauh melebihi ilmuku yg mungkin hanya paham tentang sholat ma iqro’ jilid III.qiqiqi...wah mumpung belum jauh pembicaraan tentang rokok ini,timbul niatan untuk mengalihkan pembicaraan dari pada aku gak bisa ngimbangi masalah agama...

“bapak masih kerja atau sudah pensiun ?”.tanyaku secepat kilat untuk mengalihkan pembicaraan,si bapak yg murah senyum ini kembali menjawab dengan senyumnya yang khas “oh bapak ini pensiunan tapi pensiunan anak muda”...huahuahaaaa.tertawa kita berdua memecah sunyinya malam,ternyata si kakek ini bisa juga melucu bikin ngobrol semakin nyaman....si kakek pun melanjutkan ceritanya bahwa sebenarnya dia mantan pejuang karena namanya tidak terdaftar di data base negara dia tidak termasuk atau tercatat sebagai veteran perang kemerdekaan jadi dia tidak mendapatkan pensiunan ataupun tunjangan dari pemerintah dan dihari tuanya sekarang dia bekerja serabutan hanya untuk mencari sesuap nasi bersama istrinya kebetulan selama kehidupannya si kakek ini tidak dikaruniai anak,sunguh memperihatinkan kehidupan seorang yang berjasa untuk kemerdekaan negara ini tapi setelah negara ini merdeka dia seakan-akan dilupakan oleh negaranya yang dulu ia bela dengan taruhan nyawa....tapi si kakek ini tidak menuntut apapun dari negara yang ia bela dengan taruhan nyawanya,dari cerita-ceritanya dia menjalani hidup ini penuh kesabaran,keiklasan dan mensyukuri apapun yang dia terima hal itu sangat terpancar sekali dari raut wajahnya yang penuh keceriaan seakan-akan hidup tiada beban mungkin dengan berbekal sikap-sikapnya dia siap kapanpun Sang Penguasa Takdir mengambil nyawanya....sungguh sebuah cerita hidup yang patut aku teladani.
“Lah smpeyan kerjo nang endi nak,opo sek kuliah ?”.kembali sebuah pertanyaan si kakek membuyarkan lamunanku yang dari tadi kagum akan perjalanan hidupnya...”saya sudah selesai kuliah dan sekarang bekerja pak di sebuah rumah sakit pemerintah”...”oh jadi dokter ya ?,pekerjaan mulia sekali itu”...(masih dengan senyumanya yang khas)..kembali aq tertawa nyengir..hehe.”bukan pak saya bukan dokter tapi tukang foto rongent”....”loh opo kuwi ?”..”ya bagian foto untuk mengetahui pasien ini patah tulang atau tidak, intinya untuk melihat organ-organ tubuh manusia bukan hanya tulang aja pak”....”ya..ya aq paham sekarang,maklum nak alhamdulilah bapak sama ibu di rumah selama hidup tidak pernah masuk rumah sakit nak paling-paling ya masuk angin itupun dikeroki ibu sudah sembuh paling parah ya dulu waktu kena pecahan martil belanda.”..sambil tetawa kecil si kakek menunjukan bekas luka di pundaknya yang terkena pecahan martil...subhanallah kuasa Allah dan kasih sayangNya kepada si kakek dan istrinya benar-benar mengetarkan hati ini sampe sekarang belum pernah Allah memberinya sakit yg sampe mengaharuskan dia opname di rumah sakit jangan-jangan kelak Allah memangilnya dalam keadaan tertidur pulas

“dokter itu lucu ya nak ?”,kembali si kakek melontarkan pembicaraan baru...”lucu bagaimana pak”.sahutku...”lah iya coba pikir profesinya menyembuhkan orang sakit tapi doanya tiap hari atau bahkan disetiap sholat-sholatnya selalu mendokaan supaya banyak orang sakit”...pusing aq di buatnya untuk memahami kalimat demi kalimat yang dilontarnya sekaligus penasaran maksud dari celotehannya ini,tanpa pikir panjang aq yang sedikit lemot dalam berfikir ini langsung bertanya dengan sedikit serius(maklum dari tadi pembicaraan kita ringan-ringan aja disertai tawa-tawa kecil...”maksud bapak bagaimana ?”..”sekarang gini coba besok kalau kerja tanya sama dokter-dokter di tempat anak kerja !”...”pak atau bu dokter kalau doa tiap hari seperti atau yang diminta ke Tuhan apa ?...”pasti si dokter disalah satu doanya minta supaya dapat banyak pasien sehingga rejekinya jadi banyak”...dari sini aq langsung mudeng apa yang dimaksud si kakek ini tapi aq sengaja untuk diam dan pura-pura tidak tahu maksudnya dengan harapan bisa banyak mendengarkan argumen atau ulasan dari si kakek ini yang dari dulu tidak terfikirkan sama sekali bahkan oleh seorang dokter pun ya mungkin juga ada sedikit sekali dokter yg paham akan ini...si kakek melanjutkan argumen nya “ya itulah nak salah satu sebuah dilema kehidupan yg kadang bisa bikin kita tertawa sendiri dibuatnya...lah iya masak seorang dokter yang tugasnya sangat mulia sekali tapi dalam doa-doanya terselip sebuah doa yang secara tidak langsung mendoakan orang sakit”..kembali dengan senyuman dan gayanya yang sedikit lucu dalam bercerita membuat kita berdua tertawa lagi memecah sunyinya malam...

Tak tersa hawa dinginya malam semakin menusuk tulang tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul setengah dua belas...”wah nak gak terasa ya waktu sudah tengah malam,wes bapak pamit dulu kasiahan ibu dirumah sendirian kedinginan waktunya bapak kasih nafkah batin”...hahahahha.kembali aq dibuatnya tertawa..”loh biarpun tua-tua gini bapak masih SIP !”..hahahaha...sampe sakit perutku dibuat tertawa terus sama si kakek ini tanpa pikir panjang aq lansung keluarkan uang untuk mbayari kopi si kakek ini,meskipun awalnya dia keberatan akhirnya dia mau juga aq traktir,bagiku apalah arti uang Rp.1000,- untuk kopinya dari pada ilmu/nasehat/cerita2 hidupnya yang bisa aq teladani dan aq ambil hikmahnya...si kakek pun melangkah pulang meninggalkanku yg masih mneghabiskan kopi dan teh yang aq pesan tadi,tanpa sadar aq lupa menayakan nama si kakek tadi...huft !.sangking enaknya ngobrol panjang lebar...ya mudah2n si kakek ini dikarunia hidup yang panjang dan kesehatan selalu sehingga bisa memberi wejangan-wejangan yg bermanfaat kepada orang lain...dalam perjalanan pulang aq berharap esok hari bisa bertemu dengannya lagi....


(tengah malam ditempatku kerja...19-20 April 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar